Sejarah Desa

Sejarah Desa Sidoharjo

Dari berbagai sumber yang telah ditelusuri dan digali, asal usul Desa Sidoharjo memiliki beberapa versi sejarah dari tiga kelurahan yang ada sejak jaman penjajah Belanda, Jepang sampai zaman proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Dari dasar di atas akhirnya kami membagi asal usul Desa Sidoharjo menjadi tiga legenda yang diangkat dari tiga tokoh lurah yang berasal dari kelurahan :

1. Kelurahan Sulur
2. Kelurahan Gorolangu
3. Kelurahan Madigondo

Legenda Eyang Joyopawiro

Semenjak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Padukuhan Sulur ada pusat pemerintahan yang berbentuk kelurahan, yang didirikan oleh Kesultanan Yogyakarta. Kelurahan itu mewilayahi 8 (delapan) padukuhan yaitu : Padukuhan Sulur, Nungkep, Tukmudal, Bleder, Kedokan, Sebo, dan padukuhan Gebang dan sebuah sekolah dasar dengan nama Sekolah Dasar Negeri Sulur. Adapun perangkat Kelurahan Sulur adalah sebagai berikut :

Legenda Eyang Soka Lesana

Eyang Soka Lesana adalah seorang Lurah Desa di Kalurahan Gorolangu yang didirikan oleh Kasultanan Yogyakarta. Kalurahan ini mewilayahi 6 (enam) padukuhan yaitu : Padukuhan Sumoroto, Gorolangu, Tetes, Munggang Wetan, Munggang Lor, dan padukuhan Nyemani Selatan. Di Kalurahan Gorolangu terdapat pasar desa yang bernama pasar Munggangreja dan satu sekolah dasar yaitu Sekolah Dasar Negeri Sumoroto. Namun sebelumnya di padukuhan Gorolangu sudah ada sekolah kelas loro dari Misi Katolik, sekarang tempat pendidikan itu sebagai tempat peribadatan umat Katolik/ dibangun sebuah Kapel.

Adapun perangkat Kelurahan Sulur adalah sebagai berikut :

Legenda Eyang Pawiro Reja

Kalurahan Madigondo sudah ada sejak jaman Kasultanan Yogyakarta, terletak di Padukuhan Madigondo dengan seorang lurah yang bernama R. Pawira Reja yang berasal dari dusun Boro, Banjar Asri Kalibawang. Kalurahan Madigondo mewilayahi 4 (empat) padusunan yaitu : Padukuhan Wonotawang, Madigondo, Wonogiri, dan padukuhanan Nglambur. Di Kalurahan Madigondo juga ada fasilitas pendidikan yaitu Sekolah Dasar Negeri Madigondo, yang berada di Padukuhan Wonogiri.  Adapun perangkat Kelurahan Sulur adalah sebagai berikut :

Legenda Eyang Pawiro Reja

Kalurahan Madigondo sudah ada sejak jaman Kasultanan Yogyakarta, terletak di Padukuhan Madigondo dengan seorang lurah yang bernama R. Pawira Reja yang berasal dari dusun Boro, Banjar Asri Kalibawang. Kalurahan Madigondo mewilayahi 4 (empat) padusunan yaitu : Padukuhan Wonotawang, Madigondo, Wonogiri, dan padukuhanan Nglambur. Di Kalurahan Madigondo juga ada fasilitas pendidikan yaitu Sekolah Dasar Negeri Madigondo, yang berada di Padukuhan Wonogiri.  Adapun perangkat Kelurahan Sulur adalah sebagai berikut :

Pada tahun 1947 terjadilah perubahan pemerintahan dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta / otonomi daerah. Sehingga dari ketiga kelurahan yaitu Kalurahan Sulur, Kalurahan Gorolangu, dan Kalurahan Madigondo digabung menjadi kalurahan bernama Kalurahan Sidoharjo.

Nama Sidoharjo diambil dari gabungan suku kata ketiga kalurahan dan nama pasar Munggang reja serta nama lurah terpilih dari ketiga kalurahan. Adapun suku kata dan huruf yang diambil sebagai nama Sidoharjo adalah :

1. Kalurahan Sulur diambil huruf : S,
2. Kalurahan Gorolangu menggunakan nama pasar Munggang Reja yang diambil suku kata belakang yaitu : ja,
3. Kalurahan Madigondo diambil suku kata yang paling belakang yaitu : do dan
4. Karena lurah terpilih dari gabungan ketiga kalurahan adalah bapak R. Karta Harjana, maka untuk melengkapi nama desa yang baru digunakanlah suku kata yang tengah yaitu : Har, dari huruf dan suku kata di gabung menjadi satu : S + do + har + jo = Sidoharjo.

Dari masa penggabungan tiga kelurahan menjadi Sidoharjo telah mengalami beberapa pergantian Lurah atau Kepala Desa dan perangkatnya. Adapun beberapa Lurah dan Kepala Desa yang pernah menjabat adalah :

1. Karta Hardjana dari tahun 1954 – 1975 à Sumoroto
2. Dwija Sukarta dari tahun 1976 – 1996 à Sumoroto
3. Anik Hudijati dari tahun 1996 – 2004 à Tukmudal
4. Budi Hutomo Putro, S.S. dari tahun 2004 – 2014 à Munggang Wetan
5. Umari dari tahun 2015 – sekarang à Tetes