Tembang Macapat merupakan puisi tradisional Jawa yang pada tiap baitnya memiliki Gatra (baris kalimat). Gatra sendiri dibangun oleh suku kata (Guru Wilangan) tertentu, selanjutnya rangkaian tersebut selalu diakhiri dengan bunyi sajak akhir yang disebut dengan Guru Lagu. Macapat secara etimologi diartikan dengan Maca Papat-Papat (jawa) atau dalam bahasa indonesia bisa diartikan dengan Membaca Empat-empat.Pengertian tersebut mengarah pada cara membacanya yang terjalin pada tiap empat guru wilangan. Selain itu, ada yang mengartikan bahwa -pat adalah merujuk jumlah dari sandhangan (diakritis) dalam Aksara Jawa yang relevan dalam penembangan macapat.